Sistem Perkandangan Ayam Broiler
Sistem Kandang Ayam Broiler - Secara
umum, kandang beperan memberikan kenyamanan pada ayam yang dipelihara agar
dapat tumbuh dengan baik sehingga dapat memberikan produksi yang optimal. Pada
prinsipnya kandang memiliki fungsi melindungi ayam dari sengatan matahari,
hujan, angin, atau binatang buas; mempermudah penanganan; dan untuk memperoleh
produksi yang efisien.
Kandang yang digunakan dalam pemeliharaan broiler bisa berupa kandang sewa maupun membangun sendiri kandang. Semua itu, disesuaikan dengan ketersediaan anggaran/modal maupun lahan yang tepat disesuiakan dengan kondisi lingkungan setempat.
8.
Bahan
atap bisa dari asbes, genting, seng, ijuk/rumbia, atau aluminium foil. Pilihan
atap disesuaikan dengan lokasi kandang (suhu dan kelembaban), ketersediaan
bahan, dan ketersediaan dana.
Kandang yang digunakan dalam pemeliharaan broiler bisa berupa kandang sewa maupun membangun sendiri kandang. Semua itu, disesuaikan dengan ketersediaan anggaran/modal maupun lahan yang tepat disesuiakan dengan kondisi lingkungan setempat.
Sistem Perkandangan Ayam Broiler
A. Memilih
Lokasi Kandang
Sebelum memutuskan membangun atau menyewa kandang, terlebih dahulu perlu
mencari lokasi yang tepat. Lokasi yang dipilih untuk peternakan harus strategis
dan dekat dengan pemasaran. Selain itu, kandang yang nyaman harus berada di
lokasi yang nyaman pula. Lahan yang digunakan untuk peternakan sebaiknya adalah
lahan yang kurang produktif, seperti tanah pertanian kering, tegalan, atau
sawah tadah hujan namun memiliki persyaratan baik teknis untuk peternakan
broiler. Pedoman memilih lokasi adalah sebagai berikut:
1.
Terdapat
sumber air yang baik dan memadai
Air merupakan kebutuhan pertama yang harus terpenuhi dalam lokasi
kandang. Peranan air sangat vital bagi produktivitas ayam. Selain untuk
memenuhi kebutuhan minum ayam, air juga berguna untuk mencuci kandang dan
peralatan baik pada masa pemeliharaan atau saat pembersihan kandang (persiapan
kandang).
Sumber air yang ada juga harus menjamin ketersediaan sepanjang tahun
karena kekurangan air akan mengganggu produktivitas ternak. Selain itu, air
juga harus memiliki kualitas yang sesuai untuk kebutuhan ayam baik secara
fisik, kimia dan biologis. Jika air tanah yang ada ternyata memiliki kualitas
yang kurang memenuhi secara fisik, kimia dan biologis, tetapi lokasi lahan baik
secara teknis, maka perlu adanya pegolahan air agar air memiliki kualitas yang
dikehendaki.
Kini sudah banyak alat dipasaran yang bisa mengolah air agar memenuhi
persyaratan kualitas yang diinginkan baik fisik, kimia, dan biologis. Secara
umum, prinsip kerjanya seperti alat pada air isi ulang. Namun, jika
memungkinkan bisa saja menggunakan sumber air dari PDAM sehingga praktis
langsung bisa digunakan. Baik pengolahan maupun menggunakan sumber air PDAM tentunya
membutuhkan tambahan biaya.
2.
Dekat
dengan pemasaran
Lokasi yang dekat dengan pemasaran mempunyai berbagai keuntungan antara
lain harga jual lebih tinggi, biaya transport lebih rendah dan biasanya lebih
disukai customer. Hal ini berarti proses panen bisa lebih cepat dan memudahkan
peternak dalam menerapkan sistem all in
all out.
3.
Akses
jalan mudah
Akses jalan yang mudah diperlukan untuk memperlancar proses panen,
pengiriman DOC, OVK, pakan maupun segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
peternakan. Jalan harus kuat dan bisa
dilalui kendaraan kengan kapasitas minimal 8 ton. Jika kandang jauh dari jalan
raya, harus diusahakan dibuat jalan tersendiri menuju lokasi kandang.
Gambar 1. Akses jalan mudah akan memperlancar proses panen/pemasaran
4.
Jauh
dari lokasi pencemaran dan peternakan lain
Maksudnya adalah pilihlah lokasi yang masih steril dari berbagai
penyakit unggas. Hindari membangun atau menyewa kandang dilokasi yang sering
terjangkit kasus penyakit. penyakit. Lokasi yang sudah padat dengan peternakan
biasanya relatif rawan penyakit ternak. Untuk itu, usahakan lokasi kandang jauh
dari lokasi peternakan lain seperti broiler, puyuh, itik, ayam kampung dll..
Hal ini, untuk menghindari penularan penyakit dari satu peternakan ke
peternakan lain karena chick in dan umur tidak seragam sehingga siklus penyakit
tidak terputus. Jika memungkinkan, jarak
dengan peternakan lain adalah 1 km, jika tidak memungkinkan maka bioscurity
harus diperketat.
5.
Jauh
dari pemukiman penduduk
Pemilihan lokasi peternakan yang jauh dari pemukiman adalah untuk
menghindari protes dari masyarakat akibat kegiatan peternakan seperti bau
kotoran, debu dan lalulalang kendaraan yang membawa sapronak serta saat panen.
Selain itu, juga untuk menghindari lalu lalang ternak peliharaan penduduk
seperti ayam kampung yang bisa mendatangkan penyakit. Namun, realita di
lapangan terkadang kandang berada dilokasi pemukiman penduduk. Untuk itu,
dibutuhkan pendekatan peternak kepada warga misalnya dengan memberikan dana
sosial untuk kegiatan pemuda, kegiatan keagamaan dll. Untuk menghindari
lalulintas orang, kendaraan dan hewan piaraan kandang harus dilengkapi dengan
pagar keliling dan diterapkan bioscurity yang baik.
6.
Kondisi
dan struktur tanah
Kondisi dan struktur tanah berhubungan dengan keamanan, sirkulasi udara,
drainase dan kelembaban kandang. Lahan yang digunakan untuk lokasi kandang
diusahakan rata. Tanah yang rata memungkinkan angin bertiup dengan lancar
sehingga mampu memberikan sirkulasi udara yang baik bagi kandang. Sirkulasi
udara yang baik sangat dibutuhkan untuk membuang zat-zat berbahaya yang
dihasilkan baik dari kotoran ayam maupun dari pemanas (brooder) seperti
amoniak, H2S dan CO2 yang dapat memicu terjadinya penyakit pernafasan seperti
CRD. CRD bersifat imunosupresif (menurunkan kekebalan) sehingga bisa memicu
munculnya penyakit lain seperti collibasilosis, ND dan sebagainya. Selain itu,
sirkulasi udara yang baik akan menjamin suplay O2 yang dibutuhkan ternak serta
mengurangi kelembaban kandang.
Namun, bukan berarti tanah yang berbukit tidak bisa digunakan. Lahan
dengan struktur tanah berbukit bisa saja digunakan sebagai lokasi kandang
asalkan memenuhi kriteria tidak rawan longsor dan pembuatan kandang harus
memenuhi syarat teknis. Misalnya jika tanah bergawir, maka jarak gawir dari
kandang minimal 8 meter agar percikan air hujan tidak masuk ke kandang, lebar
kandang maksimal 6 meter dan tidak ada
tanaman yang tinggi untuk memperlancar sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban
kandang, drainase harus baik untuk menghindari genangan air, dan tetap
memperhatikan arah kandang membujur timur – barat agar intensitas matahari
cukup.
7.
Memungkinkan
untuk pengembangan
Hal yang tidak kalah penting dalam menentukan lokasi peternakan adalah
lahan tersebut masih memungkinkan untuk perluasan kandang. Hal ini diperlukan
jika suatu saat usaha berkembang dengan baik bisa menambah populasi sehingga
lokasi peternakan mengomplek untuk memudahkan pengawasan (kontrol), mempermudah
panen dan menekan biaya transportasi.
B. Konstruksi
Kandang
Bentuk kandang memiliki banyak model dengan biaya pembuatan yang juga
bervariasi, tergantung jenis kandangnya. Konstruksi kandang harus disesuaikan
dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki. Berikut adalah gambaran yang
bisa dijadikan acuan dalam membuat kandang.
Prinsip dalam pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan mampu
memberikan kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan dalam
pembuatan kandang karena berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang.
Kandang harus bisa kuat (kokoh) terhadap terpaan angin, dan mampu menahan beban
ayam. Untuk itu perlu diperhatikan konstruksinya agar kokoh dan tidak mudah
ambruk. Disamping kuat, pembangunan kadang diusahakan murah, namun bukan
berarti murahan. Artinya pembangunan kandang hendaknya menggunakan bahan-bahan
yang mudah didapatkan di daerah setempat tanpa mengurangi kekuatan kandang karena
setelah kandang terbangun dan digunakan, diperlukan perawatan secara berkala
agar kandang tetap awet. Jika menggunakan bahan yang murah dan mudah di dapat,
maka akan memperingan biaya perawatan kandang.
Gambar 2. Atap Kandang sistem Monitor |
Faktor terpenting dalam memilih atau membuat kandang adalah memperhatikan
segi kenyamanan ayam. Kandang yang nyaman akan mendukung pertumbuhan ayam.
Dengan demikian, berkenaan dengan konstruksi kandang ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan.
1.
Atap.
Bentuk atau Mengunakan atap monitor. Atap monitor baik karena pertukaran udara
lebih lancar sehingga pembuangan gas beracun seperti H2S, NH3
dan CO2 bisa lebih maksimal.
2.
Tinggi
dinding minimal 1,8 m untuk kandang postal tunggal. Untuk kandang tingkat,
tinggi dinding bawah minimal 2 m dan tinggi dinding atas minimal 1,7 m
3.
Lebar
kandang maksimal 8 meter. Namun, untuk kandang tingkat lebar kandang maksimal 7
m. Jika kandang dekat gawir (terhalang
tebing) lebar maksimal 6 m dengan jarak minimal kandang dari gawir (tebing) 8
m. Usahakan, tinggi tebing jangan melebihi ½ tinggi kandang dengan drainase
yang baik.
4.
Jarak
antar kandang minimal satu lebar kandang (8 meter), diukur dari bagian terluar
kandang
5.
Dinding
kandang bisa menggunakan bambu atau kawat dan tiang harus kokoh bisa dari
bambu, kayu, atau cor.
6.
Kemiringan
atap baik, antara 30-45 Derajat. Prinsipnya air bisa cepat turun dan tidak menggenang.
7.
Arah
kandang membujur barat timur agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup
tetapi tidak langsung mengenai ayam. Jika matahari terlalu banyak masuk ke
dalam kandang maka suhu kandang menjadi tinggi serta akan menyebabkan
“kepadatan semu”. Kepadatan semu adalah kondisi ayam yang mengumpul disalah
satu sisi kandang yang tidak terkena matahari langsung. Kondisi ini biasanya
terjadi pada pagi dan sore hari ketika matahari masuk ke dalam kandang. Akibat
dari kepadatan semu adalah suhu dan gas beracun disalah satu sisi meningkat
karena kepadatan menjadi tinggi dan distribusi tempat pakan dan minum menjadi
tidak seimbang, akibatnya konsumsi pakan menjadi menurun dan tidak merata
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan ternak.
Gambar 3. Kandang membujur timur-barat
|
Baca Juga :
Demikian artikel mengenai Sistem Perkandangan Ayam Broiler yang bisa kami sampaikan. Mudah mudahan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.