CARA MEMBUAT PAKAN AYAM PETELUR SENDIRI (2)
Bagian 2. Bahan Penyusun
Pakan Ayam Petelur (Sumber Energi)
Pengetahuan
mengenai bahan baku pakan sangat dibutuhkan sebelum melakukan penyusunan pakan ayam petelur. Penetahuan bahan baku meliputi pengetahuan
kandungan nutrien, faktor pembatas penggunaan (zat antinutrien, kandungan serat
kasar, ketengikan dan mikotoksin), macam-macam pengolahan yang dilakukan terhadap
bahan pakan, potensi pakan tersebut termasuk ketersediaan dan harga. Bahan
pakan yang digunakan dalam pembuatan pakan
ayam petelur terdiri atas bahan
pakan sumber energi, protein lemak, mineral, dn bahan pakan alternatif.
A. Bahan Pakan Sumber Energi
Bahan
pakan sumber energi merupakan bahan pakan yang memiliki kandungan energi yang
tinggi. Bahan pakan ini
paling banyak berasal dari biji-bijian atau limbah pengolah biji-bijian. Bahan
pakan sumber energi utama yang digunakan dalam pakan antara lain jagung kuning,
sorgum, singkong, dedak padi, pollard, minyak atau lemak.
Jagung Kuning
Jagung
merupakan bahan baku pakan sumber energi utama dalam pakan. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor
antara lain berenergi tinggi, tidak terdapat zat antinutrien, mengandung banyak
pati dalam bentuk amilopektin, serta kecernaan tinggi. Jagung mengandung
protein yang rendah sekitar 8%, keseimbangan amino yang kurang baik, kandungan
lisin rendah dan kandungan metionin tinggi. Dalam formulasi ransum, umumnya penggunaan
jagung dikombinasikan denhan bungkil kedelai yang dapat menutupi kekurangan asam
amino dari jagung. Kandungan energi jagung dipengaruhi oleh umur panen. Jagung
muda mengandung energi metabolis 3.014 – 3.155 kkal/kg, sedangkan jagung tua
mengandung energi metabolis 3.313 kkal/kg. Salah satu jagung muda adalah juka
sudah kering bentuk bijinya keriput.
Jagung
yang paling banyak digunakan dalam menyusun ransum adalah jagung kuning karena mempunyai pigmen
kuning yang disebut xantifil rata-rata 5 ppm dan karotin 0,5 ppm. Penggunaannya
yang besar dalam ransum dapat mengakibatkan warna kuning pada kulit dan kuning telur yang
sangat disukai oleh pasar. Penggunaan jagung harus memperhatikan ada atau
tidaknya jamur yang dapat menghasilkan mikotoksin yang bersifat racun sehingga
mempengaruhi performa ayam. Penggunaan jagung dalam dalam ransum maksimal 70%.
Sorgum
Sorgum
merupakan sumber energi sehingga banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ayam petelur. Di indonesia,
potensi sorgum kurang baik karena hanya terdapat di daerah tertentu saja.
Kandungan protein sorgum lebih tinggi dari jagung dan mengandung sedikit
xantifil (1,5 ppm). Kombinasi sorgum dengan bungkil kedele akan menghasilkan
suplemen metionin dan lisin dengan baik. Sorgum memiliki zat antinutrisi yaitu
tanin. Kandungan tanin sorgum sangat bervariasi, mulai dari 0,09-5,374%.
Penggunaan dalam ransum 40-50% tergantung umur.
Singkong
Singkong
merupakan tanaman yang banyak di tanam di Indonesia dan berpotensi sebagai
bahan baku pakan, yaitu
sebagai sumber energi. Kandungan energi metabolismenya tinggi, hampir sama
dengan jagung sekitar 3.440 kkal/gram, tetapi kandungan proteinya rendah
sekitar 2-3%. Singkong digunakan terbatas dalam pakan karena mengandung zat antinutrisi sianogenik
glukosida yang bervariasi. Tergantung jenisnya. Singkung pahit paling banyak
mengandung sianogenik glukosida. Jika akan digunakan sebagai bahan penyusun ransum, sebaiknya singkong
diolah terlebih dahulu dengan cara penjemuran untuk menghilangkan kandungan zat
antinutrienya yang biasa disebut gaplek. Penggunaan singkong dalam pakan
sebaiknaya kurang dari 20% karena penggunaan yang berlebihan akan mengakibatkan
feses basah.
Dedak padi
Dedak
padi diperoleh dari proses penggilingan padi menjadi beras. Dedak padi sering
digunakan dalam pakan karena
memiliki potensi ketersediaan yang tinggi. Dedak merupakan sumber energi dan
asam amino pada unggas, tetapi keseimbangan asam aminonya kurang baik.
Kandungan proteinya 8-12% tergantung kualitasnya serta energi metabolisme sekitar
1.900 kkal/kg.
Penggunaan
dedak padi dalam pakan terbatas
terutama pada ayam muda, karena kandungan serat kasarnya tinggi (11%). Serat kasar
merupakan nutrien yang sedikit banyak dicerna oleh ayam. Selain kandungan serat
kasar, dedak padi mengandung asam pitat tinggi yang dapat menurunkan
ketersediaan mineral fosfor dalam pakan. Dedak padi mengandung kadar lemak yang
tinggi dan bila disimpan terlalu lama dapat berbau tengik. Penggunaan dedak
padi dalam ransum antara
10-25% tergantung umur ayam.
Kualitas
dedak perlu diperhatikan sebelum digunakan sebagai pakan ayam petelur. Hal tersebut karena dedak padi banyak dicampur
dengan bahan lainnya seperti sekam dan kapur. Dedak yang sudah tercampur dengan
bahan lainya membuat kandungan nutrisinya menjadi rendah. Pengecekan kualitas
dedak dapat dilakukan dengan mengukur kepadatan bahan pakan (bulk density). Dedak yang baik mempunyai
bulk density 417 kg/m3.
Pollard
Pollard
merupakan hasil sampingan dari penggilingan gandum menjadi tepung terigu.
Pollard mengandung serat kasar antara 7-9,5% dan protein sekitar 15%. Nilai Energi
metabolismenya sekitar 1.700 kkal/kg. Nilai energi ini berkaitan dengan
kandungan lemaknya sekitar 3-4%. Penggunaan pollard dalam formulasi ransum dibatasi oleh
kandungan serat kasar dan tingkat energi metabolismenya yang rendah.
Minyak dan Lemak
Minyak/lemak
merupakan bahan baku pakan sumber energi dan tidak mengandung karbohidrat,
protein, mineral dan vitamin. Minyak/lemak digunakan dalam ransum yang
membutuhkan energi tinggi. Selain sebagai bahan pakan sumber energi, penggunaan
minyak/lemak dapat meningkatkan efisiensi pakan, mengurangi pakan berdebu serta
memperbaiki warna, palatabilitas dan tekstur ransum. Berbagai sumber minyak
yang dapat digunakan dalam ransum antara lain minyak kelapa, minyak sawit, dan
minyak ikan yang mengandung energi metabolis masing-masing 7.000, 7.200 dan
8.600 kkal/kg. Penggunaan maksimal minyak dalam pakan sekitar 1-4%.