Cara Mengukur dan Menghitung Performans Ayam Petelur Yang Benar
Ayam petelur diternakkan untuk menghasilkan telur yang nantinya bakal dijual. Guna mengenal seberapa tingkat keberhasilan usaha beternak ayam petelur, dibutuhkan berbagai alat ukur. Hari ini kami bakal mengenali alat-alat ukur itu berikut tutorial menghitungnya.
1. Susut (deplesi) ayam dalam seminggu :
Jumlah kumulatif ayam yang mati serta “culling” dalam seminggu dibagi jumlah ayam pada awal minggu dikalikan persen (%). Standar maksimum 0,20% per minggu;
2. Susut (deplesi) ayam dalam sebulan :
Jumlah kumulatif ayam mati serta “culling” dalam sebulan dibagi jumlah ayam pada awal bulan dikalikan persen (%). Standar maksimum 0,84% per bulan;
3. Susut (deplesi) ayam dalam seperiode, umur 20 – 80 minggu alias hingga afkir :
Jumlah kumulatif ayam mati (standarnya 1/3 tahap) serta “culling” (standarnya 2/3 tahap) dalam satu periode dibagi jumlah ayam pada awal periode (sejak Hen Week 5%) dikalikan persen (%). Standar maksimum 10% per periode;
4. Feed Intake (F.I) alias jumlah pakan ayam :
Pakan yang diberikan terhadap ayam (kg) dibagi jumlah ayam x 1.000 (gram/ekor). Standar strain 111 – 113 gram/ekor/hari;
5. Point Feed (P.I) alias pakan yang sangatlah dimakan oleh ayam :
Jatah pakan yang diberikan ke ayam dikurangi yang tercecer. Hitungan ini jarang dipakai sebab praktis tak ada peternak yang menghitung berapa gram pakan yang tercecer per ekor. Sebenarnya ini hitungan yang riil (gram/ekor).
6. Hen Day % (H.D %) :
Contoh : jumlah ayam layer pada pagi hari 1.000 ekor, total produksi telur dalam satu hari 850 butir, jadi HD-nya 850 butir/1.000 ekor x 100% = 85%. Standar strain 82 – 85%;
7. Hen Week % (H.W %) :
Contoh : produksi telur dalam seminggu, misal 5.775 butir dibagi jumlah ayam pada awal minggu, misal 998 ekor, berapa pun ayam yang mati, jadi HW-nya = 5.775 butir/7 hari/998 ekor = 82,7%. Standar strain 82 – 84%;
8. Egg Weight (E.W) alias bobot telur per butir (gram) :
Bobot telur (kg) dibagi jumlah telur (butir) x 1.000 = gram/butir telur. Standarnya minimum 62,5 gram/butir;
9. Egg Mass (E.M) alias bobot telur (kg) per 1.000 ekor ayam :
Bobot telur (kg) dibagi jumlah ayam x 1.000 ekor (kg/1.000 ekor). Standarnya 52 – 53 kg/1.000 ekor;
10. Hen House (H.H) Butir serta Kg :
Adalah total produksi telur sejak H.W 5%. Misal jumlah ayam 1.000 ekor, pada umur 20 minggu s.d umur 80 minggu, didapat 319.395 butir/1.000 ekor = 319,4 butir/ekor. Standarnya 325 butir/ekor/periode.
Bila berdasarkan bobot, jadi jumlah kumulatif bobot telurnya, umpama 19.934,1 kg/1.000 ekor = 19,9 kg/ekor, berapa pun sisa ayam yang hidup. Standarnya minimum 20 kg telur/ekor/periode;
11. FCR Total
Adalah jumlah pakan kumulatif sejak H.W 5% s.d umur 80 minggu/afkir. Misal habis 44.974 kg, dibagi jumlah telur kumulatif 19.934,1 kg = 2,26. Standarnya 2,10 – 2,20.
Dengan data komprehensif (lengkap) semacam inilah yang dapat dipakai sebagai barometer untuk analisa performans. Bahkan dari data harian, mingguan serta seperiode bila lengkap, dapat berbentuk grafik performans yang dapat dibandingkan dengan standar dari manual masing-masing strain.
Sumber : Ardhi Borneo Gemilang
Mengukur dan Menghitung Performans Ayam |
1. Susut (deplesi) ayam dalam seminggu :
Jumlah kumulatif ayam yang mati serta “culling” dalam seminggu dibagi jumlah ayam pada awal minggu dikalikan persen (%). Standar maksimum 0,20% per minggu;
2. Susut (deplesi) ayam dalam sebulan :
Jumlah kumulatif ayam mati serta “culling” dalam sebulan dibagi jumlah ayam pada awal bulan dikalikan persen (%). Standar maksimum 0,84% per bulan;
3. Susut (deplesi) ayam dalam seperiode, umur 20 – 80 minggu alias hingga afkir :
Jumlah kumulatif ayam mati (standarnya 1/3 tahap) serta “culling” (standarnya 2/3 tahap) dalam satu periode dibagi jumlah ayam pada awal periode (sejak Hen Week 5%) dikalikan persen (%). Standar maksimum 10% per periode;
4. Feed Intake (F.I) alias jumlah pakan ayam :
Pakan yang diberikan terhadap ayam (kg) dibagi jumlah ayam x 1.000 (gram/ekor). Standar strain 111 – 113 gram/ekor/hari;
5. Point Feed (P.I) alias pakan yang sangatlah dimakan oleh ayam :
Jatah pakan yang diberikan ke ayam dikurangi yang tercecer. Hitungan ini jarang dipakai sebab praktis tak ada peternak yang menghitung berapa gram pakan yang tercecer per ekor. Sebenarnya ini hitungan yang riil (gram/ekor).
6. Hen Day % (H.D %) :
Contoh : jumlah ayam layer pada pagi hari 1.000 ekor, total produksi telur dalam satu hari 850 butir, jadi HD-nya 850 butir/1.000 ekor x 100% = 85%. Standar strain 82 – 85%;
7. Hen Week % (H.W %) :
Contoh : produksi telur dalam seminggu, misal 5.775 butir dibagi jumlah ayam pada awal minggu, misal 998 ekor, berapa pun ayam yang mati, jadi HW-nya = 5.775 butir/7 hari/998 ekor = 82,7%. Standar strain 82 – 84%;
8. Egg Weight (E.W) alias bobot telur per butir (gram) :
Bobot telur (kg) dibagi jumlah telur (butir) x 1.000 = gram/butir telur. Standarnya minimum 62,5 gram/butir;
9. Egg Mass (E.M) alias bobot telur (kg) per 1.000 ekor ayam :
Bobot telur (kg) dibagi jumlah ayam x 1.000 ekor (kg/1.000 ekor). Standarnya 52 – 53 kg/1.000 ekor;
10. Hen House (H.H) Butir serta Kg :
Adalah total produksi telur sejak H.W 5%. Misal jumlah ayam 1.000 ekor, pada umur 20 minggu s.d umur 80 minggu, didapat 319.395 butir/1.000 ekor = 319,4 butir/ekor. Standarnya 325 butir/ekor/periode.
Bila berdasarkan bobot, jadi jumlah kumulatif bobot telurnya, umpama 19.934,1 kg/1.000 ekor = 19,9 kg/ekor, berapa pun sisa ayam yang hidup. Standarnya minimum 20 kg telur/ekor/periode;
11. FCR Total
Adalah jumlah pakan kumulatif sejak H.W 5% s.d umur 80 minggu/afkir. Misal habis 44.974 kg, dibagi jumlah telur kumulatif 19.934,1 kg = 2,26. Standarnya 2,10 – 2,20.
Dengan data komprehensif (lengkap) semacam inilah yang dapat dipakai sebagai barometer untuk analisa performans. Bahkan dari data harian, mingguan serta seperiode bila lengkap, dapat berbentuk grafik performans yang dapat dibandingkan dengan standar dari manual masing-masing strain.
Sumber : Ardhi Borneo Gemilang