Kapolri: Harga Sapi Melonjak, Ada Upaya Agar Ketergantungan Impor
Ternak Pertama - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mencium adanya sejumlah pihak yang 'bermain' di tengah melonjaknya harga daging sapi saat ini.
Dia menduga ada kartel yang mengatur harga daging, sehingga muncul ketergantungan akan daging impor.
"Memang ada usaha-usaha agar kita ketergantungan pada impor. Nah, itu pengondisian-pengondisian semacam itu ada pelanggarannya," kata Badrodin di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Menurut Badrodin, kartel semacam ini tidak hanya terjadi pada komoditas daging. Tapi juga pada produksi barang lain, terutama bahan-bahan pokok. Dia pun menegaskan siap menelisik permainan para kartel tersebut.
"Banyaklah. Mulai dari beras, kedelai, jagung, garam, daging. Semua akan kita tangani. Semua produk impor yang diduga ada penyimpangan itu pasti kita lakukan penyelidikan," tegas Badrodin.
Mantan Kapolda Jawa Timur ini menambahkan, para kartel menggunakan sejumlah modus untuk memainkan harga barang, sehingga harga barang produksi dalam negeri turun dan minim peminat. Alhasil, produk impor yang menjadi sasaran para pembeli.
"Misalnya ada 1 produk, pada saat panen justru impornya masuk. Sehingga harga jatuh, masyarakat tidak mau memproduksi itu. Nah setelah tidak mau memproduksi itu, barulah dia ngatur. Harganya diatur, produksinya diatur, ini yang tidak boleh. Pasti ada permainan antara penentu kebijakan, masalah perizinannya, dan lain-lain," pungkas Badrodin. (Ron/Sss)
Sumber : liputan6.com
Dia menduga ada kartel yang mengatur harga daging, sehingga muncul ketergantungan akan daging impor.
Kapolri: Harga Sapi Melonjak, Ada Upaya Agar Ketergantungan Impor |
Menurut Badrodin, kartel semacam ini tidak hanya terjadi pada komoditas daging. Tapi juga pada produksi barang lain, terutama bahan-bahan pokok. Dia pun menegaskan siap menelisik permainan para kartel tersebut.
"Banyaklah. Mulai dari beras, kedelai, jagung, garam, daging. Semua akan kita tangani. Semua produk impor yang diduga ada penyimpangan itu pasti kita lakukan penyelidikan," tegas Badrodin.
Mantan Kapolda Jawa Timur ini menambahkan, para kartel menggunakan sejumlah modus untuk memainkan harga barang, sehingga harga barang produksi dalam negeri turun dan minim peminat. Alhasil, produk impor yang menjadi sasaran para pembeli.
"Misalnya ada 1 produk, pada saat panen justru impornya masuk. Sehingga harga jatuh, masyarakat tidak mau memproduksi itu. Nah setelah tidak mau memproduksi itu, barulah dia ngatur. Harganya diatur, produksinya diatur, ini yang tidak boleh. Pasti ada permainan antara penentu kebijakan, masalah perizinannya, dan lain-lain," pungkas Badrodin. (Ron/Sss)
Sumber : liputan6.com