Pemerintah Harus Jelaskan Alasan Impor Sapi
Ternak Pertama. Impor Sapi - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mendesak pemerintah untuk membeberkan alasan impor sapi dari Australia. Langkah tersebut diambil untuk menghindari kecurigaan akan adanya permainan serta mewujudkan persaingan yang sehat.
"Kementerian Pertanian (Kementan) selalu berlindung dari penyakit hewan. Saya kira kita tidak punya kompetensi untuk menguji itu, tapi harus Anda semua menanyakan ke Kementan kenapa tidak dibuka dari India, Meksiko, Brazil, atau dari belahan dunia lain," kata Komisioner KPPU Nawir Messi dalam diskusi bertajuk 'Mengapa Daging Sapi dan Ayam Seperti Terbenam?' di Jakarta, Sabtu (22/8/2015).
Supaya tidak menimbulkan persepsi yang salah, dia menuturkan masalah tersebut segera diselesaikan. "Tapi itu persoalan teknis tapi perlu keputusan politik jika mau diselesaikan," ungkap dia.
Sebagai informasi, pemerintah telah menerbitkan izin impor sapi sebanyak 50 ribu ekor. Sementara, Perum Bulog menyatakan telah siap mendatangkan sebanyak 8.000 ekor dari Australia yang datang awal bulan September.
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu mengatakan, impor sapi siap potong yang menjadi bagian dari penugasan oleh pemerintah ini dilakukan secara bertahap. Dan pada tahap pertama, akan masuk 8.000 ekor.
"Awal September siap masuk. Secara hitungan sudah, cuma bertahap," katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya sengaja melakukan impor sapi siap potong ini secara berharap agar tidak merusak harga daging di pasar dalam negeri. Jika impor dilakukan sekaligus, dikhawatirkan justru akan membuat pasokan daging berlimpah sehingga membuat harga anjlok.
"Kalau 50 ribu ekor itu masuk semua bagaimana nanti harga di sini. Kami bertahap agar target pemerintah untuk menurunkan harga tercapai tetapi jangan sampai merusak harga. Kan juga ada masyarakat yang perlu diperhatikan," jelas dia.
Perseroan akan menyediakan sekitar Rp 1 triliun untuk pengadaan 50 ribu sapi siap potong ini. Dan pada tahap awal, sapi-sapi tersebut diimpor dari tiga eksportir daging di Australia. Namun jumlah eksportir tersebut bisa saja bertambah mengingat jatah penugas yang masih 42 ribu ekor.
"Ini dari tiga eksportir sana. Mungkin akan lebih dari tiga. Disanakan kan ada sekitar 11 ekspotir. Syaratnya harga dan ada barangnya. Dana Rp 900 miliar-Rp 1 triliun untuk 50 ribu itu," tutup dia. (Amd/Ndw)
Sumber : liputan6.com
"Kementerian Pertanian (Kementan) selalu berlindung dari penyakit hewan. Saya kira kita tidak punya kompetensi untuk menguji itu, tapi harus Anda semua menanyakan ke Kementan kenapa tidak dibuka dari India, Meksiko, Brazil, atau dari belahan dunia lain," kata Komisioner KPPU Nawir Messi dalam diskusi bertajuk 'Mengapa Daging Sapi dan Ayam Seperti Terbenam?' di Jakarta, Sabtu (22/8/2015).
Pemerintah Harus Jelaskan Alasan Impor Sapi |
Sebagai informasi, pemerintah telah menerbitkan izin impor sapi sebanyak 50 ribu ekor. Sementara, Perum Bulog menyatakan telah siap mendatangkan sebanyak 8.000 ekor dari Australia yang datang awal bulan September.
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu mengatakan, impor sapi siap potong yang menjadi bagian dari penugasan oleh pemerintah ini dilakukan secara bertahap. Dan pada tahap pertama, akan masuk 8.000 ekor.
"Awal September siap masuk. Secara hitungan sudah, cuma bertahap," katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya sengaja melakukan impor sapi siap potong ini secara berharap agar tidak merusak harga daging di pasar dalam negeri. Jika impor dilakukan sekaligus, dikhawatirkan justru akan membuat pasokan daging berlimpah sehingga membuat harga anjlok.
"Kalau 50 ribu ekor itu masuk semua bagaimana nanti harga di sini. Kami bertahap agar target pemerintah untuk menurunkan harga tercapai tetapi jangan sampai merusak harga. Kan juga ada masyarakat yang perlu diperhatikan," jelas dia.
Perseroan akan menyediakan sekitar Rp 1 triliun untuk pengadaan 50 ribu sapi siap potong ini. Dan pada tahap awal, sapi-sapi tersebut diimpor dari tiga eksportir daging di Australia. Namun jumlah eksportir tersebut bisa saja bertambah mengingat jatah penugas yang masih 42 ribu ekor.
"Ini dari tiga eksportir sana. Mungkin akan lebih dari tiga. Disanakan kan ada sekitar 11 ekspotir. Syaratnya harga dan ada barangnya. Dana Rp 900 miliar-Rp 1 triliun untuk 50 ribu itu," tutup dia. (Amd/Ndw)
Sumber : liputan6.com