Cara Memilih Bibit Sapi PO yang Baik
Cara Memilih Bibit Sapi Po - Sapi PO atau Peranakan Ongole merupakan hasil persilangan sapi lokal dengan sapi Ongole dari yang berasal dari India. Sapi jenis ini adalah satu dsri sekian banyak sapi potong lokal yang memilikk peranan penting dalam menyuplai kebutuhan daging di indonesia. Salah satu kelebihan sapi Po yakni mudah dalam beradaptasi terhadap lingkungan serta dapat berproduksi meskipub dalam kondisi pakan yang minim. Bibit sapi potong Peranakan Ongole yang baik adalah bibit sapi yang mencukupi klasifikasi, spesifikasi serta persyaratan mutu bibit dengan daya produksi serta reproduksi yang sesuai persyaratan
Daftar Isi Cara Memilih Bibit Sapi PO:
Sapi Po |
Beternak Sapi potong bukan hanya bertujuan untuk pembibitan saja melainkan untuk memasok sapi bakalan untuk usaha penggemukan sapi. Sekarang ini kondisi sapi potong lokal boleh dibilang sedang mengalami penurunan produksi serta tak sedikit ditemukan performan sapi yang kecil akibat adanya seleksi negatif dan pemotongan betina produksi. Jika masalah ini di biarkan, kami kuatir sapi PO lambat laun akan sulit ditemukan, oleh sebab itu kita butuh penanganan yang serius dalam hal peningkatkan produktivitas sapi PO melalui berbagai program pemuliaan serta pembibitan yang baik. Dewasa ini, usaha bisnis pembibitan sapi PO juga masih didominasi oleh peternakan rakyat berskala kecil. Bukan itu saja, peminat Usaha pembibitan sapi potong lokal saat ini juga kurang dilirik karena jika dilihat secara ekonomi memang masih kurang menguntungkan. Oleh sebab itu, pembibitan sapi potong lokal di masa mendatang harus bisa kita optimalkan agar usaha pembibitan sapi lokal semakin maju dan berkwmbang melalui peningkatan kualitas dan kuantitas bibit penghasil bakalan. Nah, untuk itu, pada artikel kali ini ternak pertama akan memberikan tips memilih sapi Po yang baik dan berkualitas.
Cara memilih Bibit Sapi PO Yang Baik dan Berkualits
Pemilihan bibit sapi untuk usaha penggemukan sapi potong tidak sembarangan. Sapi harus memenuhi semua persyaratan umum dan khusus.
Persyaratan umum dalam memilih bakalan sapi Po yakni :
- Bakalan sapi PO untuk penggemukan harus berasal dari sapi lokal ataupun persilangan
- Sapi bakalan yang memiliki umur satu sampai dua tahun, harus memiliki berat nerkisar 100 - 150 kg untuk sapi lokal dan 250 - 350 kg untuk sapi persilangan
- Sapi Po harus bebas dari segala jenis penyakit, penyakit yang menular seperti penyakit mulut dan kuku, ngorok, rinderpest, brucellosis (keluron), anthrax (radang limpa), dan blue tangue (lidah biru)
- Bukan hanya bebas dari penyakit yang menular saja, bibit sapi po juga harus bebas dari cacat fisik, contohnya untuk sapi bibit betina harus bebas cacat alat reproduksi, tidak mempunyai ambing abnormal serta tidak menunjukkan gejala kemajiran, sedangkan untuk sapi jantan juga harus bebas dari cacat alat kelamin dan mempunyai rekam jejak kualitas dan kuantitas semen yang baik dan tidak pula memiliki silsilah keturunan yang cacat secara genetik;
Usaha peternakan sapi potong Po yang sedang mengadakan kegiatan pembibitan harus mematuhi juklak, pengarah, dan mendapatkan pengawasan dari instansi yang berwenang.
Kemudian untuk persyaratan khusus yang harus terpenuhi untuk bibit sapi potong po harus mempunyai persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Adapun Persyaratan kualitatif bibit sapi yang dimaksud seperti :
- Sapi memiliki Warna bulu putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) serta bulu sekitar mata berwarna hitam
- Postur sapi berbadan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan leher pendek;
- Tanduk pendek
Selanjutnya untuk persyaratan kuantitatif untuk bibit sapi PO seperti :
1.Bibit Sapi Po Betina
a. Umur sapi 18 s.d. 24 bulan, dengan pedoman sebagai berikut :
- Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 143 cm, sapi kelas II = 137 cm dan sapi kelas III = 135 cm
- Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 116 cm, bibit sapi kelas II = 113 cm dan bibit sapi kelas III adalah 111 cm
- Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 123 cm, bibit sapi kelas II adalah 117 cm dan bibit sapi kelas III adalah 115 cm
b. Sapi umur 24 bulan
- Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 153 cm, sapi kelas II = 139 cm dan sapi kelas III = 134 cm
- Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 126 cm, bibit sapi kelas II = 121 cm dan bibit sapi kelas III adalah 119 cm
- Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 135 cm, bibit sapi kelas II adalah 127 cm dan bibit sapi kelas III adalah 125 cm
2. Bakalan Sapi PO Jantan
c. Sapi berumur 18 s.d. 24 bulan, dengan pedoman :
- Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 151 cm, sapi kelas II = 141 cm dan sapi kelas III = 138 cm
- Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 127 cm, bibit sapi kelas II = 125 cm dan bibit sapi kelas III adalah 124 cm
- Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 139 cm, bibit sapi kelas II adalah 133 cm dan bibit sapi kelas III adalah 130 cm
d. Sapi berumur 24 bulan
- Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 180 cm, sapi kelas II = 161 cm dan sapi kelas III = 154 cm
- Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 136 cm, bibit sapi kelas II = 131 cm dan bibit sapi kelas III adalah 130 cm;
- Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 145 cm, bibit sapi kelas II adalah 138 cm dan bibit sapi kelas III adalah 135 cm
Cara menentukan umur Sapi
Cara menentukan umur SAPI PO dengan mengukur LINGKAR DADA, TINGGI PUNDAK DAN PAJANG BADAN
Secara umum, pengukuran umur dilakukan dengan dua cara yakni dapat berpedan pada catatan kelahiran sertw berdasarkan pergantian gigi seri permanen. Cara penentuan umur berdasarkan gigi seri permanen ditunjukkan dengan adanya
- pergantian gigi seri permanen 1 (satu) pasang dengan istilah Po-el 1, maka perkiraan umur bibit sapi 1,5 - 2 tahun,
- pergantian gigi seri permanen 2 (dua) pasang dengan istilah Po-el 2, maka perkiraan umur bibit sapi adalah 2 - 3 tahun
- pergantian gigi seri permanen 3 (tiga) pasang dengan istilah Po-el 3, maka perkiraan umur bibit sapi adalah 3 - 3,5 tahun.
2. Pengukuran lingkar pundak sapi Po caranya dengan melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu yang dinyatakan dengan cm;
3. Pengukuran tinggi pundak caranya dengan mengukur jarak tegak lurus dari tanah sampai dengan pundak gumba di belakang punuk, dinyatakan dalam cm, menggunakan alat ukur yang sudah ditera;
4.Pengukuran panjang badan caranya dengan mengukur jarak dari bongkol bahu/scapula sampai ujung panggul (procesus spinus), dinyatakan dalam cm.
Demikian artikel tentang Cara memilih Bakalan Sapi Po yang baik yang bisa kami sampaikan. Mudah mudahan bermanfaat. Aamiin.